Search This Blog

Friday 11 October 2013

Makalah Layanan Bimbingan di SD



Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mempercepat perkembangan bangsa kita, terutama dalam dunia pendidikan. Pengaruh Negara maju terhadap Negara berkembang besar sekali terhadap perkembangan dunia secara menyeluruh, maka periodesasi informasi ini berlaku untuk seluruh dunia.
            Dampak positif dari kondisi global banyak memberikan kesempatan untuk mengadakan perubahan-perubahan perbaikan dan peningkatan terhadap segala sesuatu yang selama ini dirasa kurang berkembang, selain itu pula mendorong seseorang untuk terus berpikir dan meningkatkan kemampuan secara optimal.
            Dampak negatif dari globalisasi dapat menimbulkan kegoncangan di masyarakat diantaranya menimbulkan keresahan, hidup yang meningkat adanya konflik, setres ,cemas, dan ada pula yang prustasi, kurang disiplin, dan ambisi yang berlebihan.
            Untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah perlu dipersiapkan sumber daya yang berkualitas dan memiliki kemampuan yang tinggi dalam menerima, memproses informasi sehingga mampu sebagai pengguna dan pengembang IPTEK. Upaya meningkatkan sumber daya manusia yang bisa diharapkan sebagai penggerak dan motivasi pembangunan nasional, tidak terlepas dari bagaimana pendidikan bisa menghasilkan tenaga terampil dalam bidangnya masing-masing dengan kata lain lulusan dari proses pendidikan itu berkualitas.
            Pendidikan yang bermutu tidak cukup hanya aspek akademis saja yang dipersiapkan. Tetapi, aspek yang tidak kalah pentingnya adalah menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial emosional, dan kematangan intelektual, serta sikap dan kebiasaan belajar.
            Pendekatan perkembangan dalam bimbingan merupakan pendekatan yang tepat digunakan di Sekolah Dasar, karena pendekatan ini lebih berorientasi kepada penciptaan lingkungan perkembangan bagi siswa, dan berdasarkan kepada program layanan yang terstruktur dan sistematis. Keberhasialan belajar secara intelektual akan dipengaruhi oleh keefektifan perilaku dari aspek-aspek perkembangan lainnya. Sehingga, keberadaan bimbingan di dalam proses pendidikan terkait erat dengan proses pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan lain yang menunjang perkembangan siswa. 
            Oleh karena itu, kami menyusun makalah yang berjudul ‘ Layanan Bimbingan di Sekolah Dasar (SD)’ ini.

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1.    Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling?
2.    Apa tujuan dari bimbingan dan konseling di Sekolah dasar?
3.    Apa saja fungsi dari bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar?
4.    Apa saja prinsip-prinsip dari bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar?
5.    Apa saja asas-asas dari bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar?
6.    Apa saja jenis layanan bimbingan yang ada di Sekolah Dasar ?
7.    Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar?
8.    Apa saja kesalahpahaman mengenai bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar?

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
1.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling.
2.    Untuk mengetahui tujuan dari bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.
3.    Untuk mengetahui apa saja fungsi dari bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.
4.    Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.
5.    Untuk mengetahui asas-asas dari bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.
6.    Untuk mengatahui jenis layanan bimbingan yang ada di Sekolah Dasar.
7.    Untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.
8.    Untuk mengetahui kesalahpahaman mengenai bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.
9.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan yang diberikan oleh Ibu Dra. Hj. Ike Hananik, M.Pd.

Adapun  metode yang digunakan penyusun dalam penyusunan makalah ini antara lain:
                  1.      Studi kepustakaan
Dengan memanfaatkan Perpustakaan PGSD UNLAM Banjarmasin dan Perpustakaan daerah untuk memperoleh referensi.
                  2.      Studi elektromedia
            Dengan memanfaatkan fasilitas Internet dan situs-situs pendukung guna memperoleh referensi.










            Ada beberapa para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian bimbingan, yaitu:
a.       Menurut Rochman Natawidjaja (1987 : 31), bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu, yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri dan ia sanggup mengarahkan dirinya serta dapat bertindak wajar. Sehingga, ia dapat mencapai perkembangan dirinya secara optimal sebagai makhluk social.
b.      Menurut Moh. Surya (1988:12), bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan secara terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
c.       Menurut Prayitno (1983:2), bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri.
d.      Menurut Prayitno (2004 : 99), bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiridan menjadi mandirdengan memanfaatkan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
            Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orfang secara terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau kelompokm individu tersebutg menjadi pribadi yang mandiri.
            Ada beberapa para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai konseling, yaitu :
a.       Rochman Natawidjaja (1987:32), mendefinisikan konseling sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain yaitu konseli untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dialaminya.
b.      Prayitno (1983 : 38), mengemukakan bahwa konseling adalah pertemuan empat mata antara konseli dan konselor yang berisi usaha yang selaras, unik, dan manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
            Dari dua pendapat yang dikemukakan para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka, antara konselor dan konseli yang berisi usaha yang selaras, unik dan manusiawi agar konseli dapat menyelesaikan masalah-masalh yang dihadapinya.

Secara umum tujuan dari diadakannya bimbingan dan konseling bagi siswa / individu adalah mengungkap kekuatan, kelemahan, minat dan bakat yang ada pada diri siswa sehingga mampu berkembang secara optimal. Bimbingan dan konseling juga berfungsi agar siswa mengenal lingkungan sehingga mampu bersosialisasi dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Selanjutnya bimbingan juga mambantu siswa untuk merencanakan masa depannya dengan maksud siswa mampu mempertimbangkan sendiri dan mengambil keputusan tentang masa depannya.
Dengan beberapa tujuan diatas maka bimbingan dan konseling memiliki beberapa bidang, yaitu:
1.      Bidang bimbingan pribadi social
2.      Bidang bimbingan karier
3.      Bidang bimbingan akademik / belajar
4.      Bidang bimbingan keluarga

1. Fungsi Bimbingan Konseling secara umum
Adapun fungsi bimbingan dan konseling secara umum, yaitu :
a.       Fungsi Penyaluran (distributif)
Adalah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri-ciri kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain.
b.  Fungsi Penyesuaian (adjustif)
Adalah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal.
c.  Fungsi Adaptasi (adaptif)
Adalah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat.


2. Fungsi Bimbingan Konseling secara khusus
Adapun fungsi bimbngan dan konseling secar khusus, yiatu :
a.       Fungsi Pemahaman
Yang pertama dan paling awal harus dilakukan oleh pembimbing adalah mengetahui siapa dan bagaimana individu yang dibimbing itu. Mengetahui siapa dan bagaimana individu siswa yang dibimbing itu berarti berusaha mengungkapkan dan memahami apa masalah dan kesulitan yang dihadapainya, apa dan bagaimana kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
b. Fungsi Pencegahan
Yaitu penciptaan suatu suasana agar pada diri siswa tidak timbul berbagai masalah yang dapat menghambat proses belajar dan perkembangannya. Untuk menjalankan proses fungsi ini kiranya suatu program bimbingan yang terencana dan terarah.
c.  Fungsi pemecahan (pemberian bantuan)
Dalam hal ini, fungsi pemecahan diperlukan agar masalah-masalah yang dialami siswa dapat teratasi sesegera mungkin. Fungsi pemecahan merupakan usaha sekolah untuk mengatasi berbagai masalah atau kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar-mengajar di sekolah, baik dalam sikap siswa, kebiasaan buruk dalam belajar, kesulitan dalam menangkap isi pelajaran, kurang motif dalam belajar, tidak dapat menyesuaikan diri secara baik dengan teman-temannya, masalah kesehatan, dan sebagainya.
d. Fungsi pengembangan
Pelayanan bimbingan dan konseling bukan sekedar mengatasi kesulitan yang dialami siswa akan tetapi mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara lain dengan menyalurkan bakat, kemampuan, dan minat, serta cita-cita siswa.
e. Fungsi Pemeliharaan
Yaitu fungsi untuk membantupeserta didik memelihara berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
f. Fungsi Pengembangan
Yaitu fungsi untuk membantu peserta didik menumbuh- kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
g.  Fungsi Advokasi
Yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

  1. Prinsip Umum Bimbingan Konseling
    • Diperuntukan bagi semua individu
    • Bersifat individual
    • Melakukan hal yang positif
    • Merupakan usaha bersama
    • Pengambilan keputusan
    • Berlangsung dalam berbagai setting kehidupan 
  2. Prinsip Khusus Bimbingan Konseling
    • Ditujukan bagi semua siswa
    • Bimbingan dan konseling melayani murid-murid dari semua usia
    • Bimbingan dan konseling harus mencakup semua bidang pertumbuhan dan perkembangan siswa
    • Bimbingan mendorong penemuan dan pengembangan diri
    • Pelaksanaan bimbingan dan konseling menghendaki adanya kerja sama dari murid, orang tua, kepala sekolah, dan konselor
    • Bimbingan harus menjadi bagian yang terpadu dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah
    • Bimbingan dan konseling harus dapat dipertanggungjawabkan kepada individu dan masyarakat

Adapun azas-azas bimbingan dan konseling, yaitu :

1. Asas kerahasiaan
Penerapan asas kerahasiaan dalam layanan bimbingan dan konseling mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang dibicarakan individu dalam proses bimbingan dan konseling tidak boleh disampaikan kepada orang lain yang tidak berkepentingan. Dengan demikian harus menyimpan dan menjaga kerahasiaan segala data dan keterangan tentang siswa, baik yang diperoleh langsung dari murid itu sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain. Asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam bimbingan dan konseling. Jika asas ini benar-benar diterapkan, maka petugas bimbingan akan mendapat kepercayaan dari murid.
2. Asas kesukarelaan
            Asas kesukarelaan mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya berlangsung atas dasar kesukarelaan dan ketulusan, baik dari pihakl konselor maupun daru pihak klien. Jika siswa telah menyakini bahwa masalahnya akan dirahasiakan oleh gurunya, maka sangat siswa diharapkan siswa tadi akan mendatangi gurunya secara sukarela.
3. Asas keterbukaan
            Bimbingan dan konseling akan memperoleh hasil yang besar bila berlangsung dalam suasana saling terbuka. Dengan adanya keterbukaan ini pengkajian dan pembahasan masalah klien dengan segenap kekuatan dan kelemahannya dapat diselenggarakan secara baik. Perlu diingat bahwa asas keterbukaan sangat berhubungan dengan asas kerahasiaan dan kesukarelaan. Kterbukaan klien akan terwujud bilamana ia menyakini asas kerasiaan itu, dan selanjutnya ia akan secara sukarela membuka dirinya kalau ia tidak merasa terpaksa dalam suasana bimbingan itu.
       4. Asas kekinian
            Masalah yang perlu dan langsung ditanggulangi dalam bimbingan dan konseling adalah masalah yang sedang dialami atau sedang dirasakan oleh klien pada saat sekarang, bukan masalah yang dialami pada masa lampau, dan akan datang.
      
5. Asas kemandirian
                 Asas kemandirian mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membuat siswa menjadi mandiri, tidak bergantung kepada orang lain umumnya, dan kepada pembimbing khususnya.
6. Asas kegiatan
              Asas kegiatan dalam bimbingan dan konseling mengharapkan siswa melakukan kegiatan-kegiatan tertentu sehubungan dengan isi dan proses layanan yang diterimanya. Oleh sebab itu, guru hendaklah berusaha membangkitkan semangat dan minat siswa untuk mau melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk penyelesian masalah yang dihadapinya.
7. Asas kedinamisan
              Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik.
8. Asas keterpaduan
              Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya dapat memadu berbagai aspek kepribadian siswa, seperti keterpaduan antara cita-cita dengan kemampuan, bakat, minat, dan emosi dari siswa yang bersangkutan.
Asas keterpaduan berisi keterpaduan yang ada pada diri siswa, dan juga keterpaduan antara isi dan proses layanan yang diberikan. Jangan sampai terjadi aspek layanan yang satu tidak sesuai dengan aspek layanan yang lain.
9. Asas kenormatifan
              Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan menurut norma-norma yang berlaku; baik norma agama, norma adat, norma hokum maupun kebiasaan sehari-hari.
10. Asas keahlian
              Asas keahlian mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan konseling hendaklah dilakukan secara teratur, sistematik, dan menggunakan teknik serta peralatan yang memadai.

11. Asas alih-tangan
              Jika guru telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu siswa, tetapi siswa itu belum juga mampu menyeselaikan masalah yang dihadapinya, maka guru harus mengalih tangankannya kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli. Di samping itu, asas ini juga mengisyaratkan bahwa guru melayani masalah-masalah sesuai dengan kewenangannya.
12. Asas tut wuri handayani
   Asas ini mengacu kepada suasana umum yang hendaknya ada dan tercipta dalam bimbingan dan konseling.

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, bidang Bimbingan dan Konseling (2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan dalam empat kegiatan utama yaitu:
1.      Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.
2.  Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventik atau mungkin kuratif. Stategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi.
3. Layanan Perencanaan individual
Layanan  perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, membantu siswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.

4.  Dukungan Sistem
Dukungan system adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangan profesionalitas, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, (Thomas Elis, 1990).
            Adapun menurut Prayitno, menjelaskan bahwa layanan bimbingan dan konseling mencakup sepuluh jenis layanan antara lain:
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.
2.  Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
4.  Layanan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah.
5. Layanan Penguasaan Konten
Layanan  penguasaan konten adalah layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.



6. Layanan Konseling Individual
Layanan konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien.
7. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksud untuk mencegah perkembangan masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien.
8.  Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok.
9. Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektifitas peserta didik atau sekolah.
10. Layanan Mediasi
Layanan mediasi adalah layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat teratasi dengan konselor sebagai mediator.

  1. Pelaksana pelayanan konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah guru kelas yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
  2. Pada SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang konselor untuk menyelenggarakan pelayanan konseling.


              I.          Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan. Ada dua pendapat :
1.    Menganggap bahwa bimbingan konseling sama saja dengan pendidikan. Pendapat ini mengganggap bahwa pelayanan khusus bimbingan dan konseling tidak perlu di sekolah.
2.    Bimbingan daan konseling harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan peralatan yang begitu lengkap dan memenuhi syarat.
           II.          Konselor di anggap sebagai polisi sekolah, masih banyak anggapan bahwa  peranan konselor di sekolah adalah sebagai polisi sekolah yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin, dan keamanan sekolah.
        III.          Bimbingan dan konseling di anggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat, kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling bukan hanya bantuan berupa pemberian nasihat saja, pemberian nasihat hanya merupakan bagian kecil dari upaya bimbingan dan konseling.
        IV.          Bimbingan dan konseling dibatasi hanya menanganimasalah yang bersifat insidel, konselor dan mengemukakan masalahnya.
           V.          Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja.
        VI.          Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” atau ‘kurang normal”, bimbingan dn konseling hanya melayani orang yang normal mengalami masalah tertentu.
     VII.          Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif.
  VIII.          Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja, untuk melaksakan bimbingan dan konseling hendaknya dilakukan oleh para orang yang professional.
        IX.          Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penanganan instrumentasi bimbingan dan konseling.
           X.          Bimbingan dan konseling dibatasi hanya menangani masalah-masalah yang ringan saja.
            Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orfang secara terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau kelompokm individu tersebutg menjadi pribadi yang mandiri.
            Konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka, antara konselor dan konseli yang berisi usaha yang selaras, unik dan manusiawi agar konseli dapat menyelesaikan masalah-masalh yang dihadapinya
            Bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar (SD) memiliki tujuan yang salah satunya adalah mengenal lingkungan sehingga mampu bersosialisasi dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Adapun fungsi bimbingan konseling di Sekolah Dasar, yaitu :
1. Fungsi Bimbingan Konseling secara umum
a. Fungsi Penyaluran (distributif)
b. Fungsi Penyesuaian (adjustif)
c. Fungsi Adaptasi (adaptif)
2. Fungsi Bimbingan Konseling secara khusus
a. Fungsi Pemahaman
b. Fungsi Pencegahan
c. Fungsi pemecahan (pemberian bantuan)
d. Fungsi pengembangan
e. Fungsi Pemeliharaan
f. Fungsi Pengembangan
g. Fungsi Advokasi
            Prinsip-prinsip bimbingan konseling di SD, yaitu:
                 a. Prinsip Umum Bimbingan Konseling
                 b. Prinsip Khusus Bimbingan Konseling

            Adapun azas-azas bimbingan dan konseling di SD, yaitu :
a. Asas kerahasiaan
b. Asas kesukarelaan
c. Asas keterbukaan
d. Asas kekinian
e. Asas kemandirian
f. Asas kegiatan
g. Asas kedinamisan
h. Asas keterpaduan.
i. Asas kenormatifan
j. Asas keahlian
k. Asas alih-tangan
l. Asas tut wuri handayani.
        Jenis Layanan bimbingan yang ada  di Sekolah Dasar (SD), yaitu :
1.      Layanan Orientasi
      2.      Layanan Informasi
      3.      Layanan Penempatan dan Penyaluran
      4.      Layanan Bimbingan Belajar
      5.      Layanan Penguasaan Konten
     6.     Layanan Konseling Individual
      7.      Layanan Bimbingan Kelompok
      8.      Layanan Konseling Kelompok
      9.      Layanan Konsultasi
       10.    Layanan Mediasi
            Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Konseling SD, yaitu :
1.    Pelaksananya adalah guru kelas
2. Dapat diangkat seorang konselor untuk menyelenggarakan pelayanan konseling.



       Adapun kesalahpahaman dalam bimbingan dan konseling, yaitu :
1. Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan
2.  Konselor di anggap sebagai polisi sekolah,.
3. Bimbingan dan konseling di anggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat
4. Bimbingan dan konseling hanya menangan imasalah yang bersifat insidel.
5. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja.
6. Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” atau ‘kurang normal”.
7. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif.
8. Pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja
9. Terfokus pada penanganan instrumentasi bimbingan dan konseling.
10. menangani masalah-masalah yang ringan saja.

Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan adalah kita sebagai calon guru Sekolah Dasar, hendaknya dapat lebih memahami mengenai pengertian bimbingan dan konseling, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip, asas-azas, jenis layanan bimbingan yang ada di SD, pelaksanaannya, serta kesalahpahaman mengenai bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar. Agar kita dapat melaksanakan layanan bimbingan sebagaimana mestinya. Selain itu, penyusun juga berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi.






Amti, Erman dan Marjohan. 1992. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Depdikbud.
Darmiyati. 2005. Diktat Bimbingan dan Konseling Sekolah. Banjarmasin : Depdiknas.
http://agussupyans.blogspot.com/2012/05/jenis-jenis-layanan-bim-bingan.html diunduh hari jumat, 21 september 2012 pukul 18:42 WITA.
http://coretanseadanya.blogspot.com/2011/11/bimbingan-anak-sd.html diunduh hari jumat, tanggal 21 september 2012 pukul 18:58 WITA.
http://walidrahmanto.blogspot.com/2012/01/jenis-layanan-dan-kegiatan-bimbingan.html diunduh hari jumat, tanggal 21 september 2012 jam 18:55 WITA
http://www.oel.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=464&Itemid=30 diunduh hari jumat tanggal 21 September 2012 jam 19: 20 WITA
Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sukarti, Dewa Ketut dan Desak P. E. Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.










1 comment:

  1. Best Places To Bet On Boxing - Mapyro
    Where To Bet On Boxing. It's a sports betting event in which https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ you bet 바카라 사이트 on the outcome of 1xbet korean a game. In the boxing world, 출장안마 each player must decide if or not to

    ReplyDelete