Istilah strategi sering digunakan dalam banyak
konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Strategi secara etimologis berasal
dari bahasa Yunani yaitu Strategos yang berarti panglima atau jenderal,
ilmu kejenderalan, ilmu kepanglimaan. Strategi dalam dunia pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di depan
kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
secara efektif dan efisien (Gulo, 2002 : 1).
Istilah pembelajaran muncul secara bertahap dan
perkembangannya itu disebabkan karena perhatian terhadap anak didik dalam usaha
pendidikan dan pengajaran.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
tertentu. Kemp (1995) menyebutkan strategi pembelajaran sebagai suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan Dick dan Carey (1985)
menyebutkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar
pada siswa (Sanjaya, 2006, 1924).
Sering terjadi di beberapa sekolah menggunakan
strategi pembelajaran yang kurang efektif. Seorang guru hanya bisa memberikan
materi dalam bentuk ceramah tanpa memikirkan mungkin saja ada siswa yang ingin
mengatakan sesuatu. Dalam makalah yang akan dibahas ini penulis akan mencoba
sedikit menjelaskan tentang strategi pembelajaran SPPKB yaitu model
pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir. Peserta didik
bukan sekedar menguasai materi pelajaran, tetapi bagaimana mengembangkan
gagasan dan ide melalui bahasa verbal.
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
a.
Apa Latar Belakang Filosofis dan Psikologis
SPPKB ?
b.
Apa pengertian
dan Karakteristik SPPKB
?
c.
Apa Kelemahan dan Kelebihan
SPPKB ?
d.
Bagaimana Langkah Pelaksanaan Strategi
Pembelajaran ?
e.
Apa Dasar Pertimbangan
Pemilihan Strategi Pembelajaran SPPKB
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini, yaitu :
a.
Untuk mengetahui Latar Belakang Filosofis dan
Psikologis SPPKB
b.
Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik
SPPKB
c.
Untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan SPPKB
d.
Untuk
mengetahui langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran SPPKB
e. Untuk mengetahui dasar pertimbangan pemilihan strategi
pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran SPPKB
f. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendididkan IPS SD 2 yang
diberikan oleh Bapak Drs. H. Fadhli Kamil, M. Pd
Adapun
metode yang digunakan penyusun dalam
penyusunan makalah ini antara lain:
1.
Studi kepustakaan
Dengan memanfaatkan
Perpustakaan PGSD UNLAM Banjarmasin dan Perpustakaan daerah untuk memperoleh
referensi.
2.
Studi elektromedia
Dengan memanfaatkan
fasilitas Internet dan situs-situs pendukung guna memperoleh referensi.
2.1.1 Latar belakang filosofis
Landasan filosofis SPPKB adalah kontruktivisme. Menurut
kontruktivisme pengetahuan itu terbentuk bukan dari
objek saja, tetapi
bagaimana kemampuan individu sebagai subjek menangkap setiap objek
yang diamati. Menurut kontruktivisme pengetahuan memang berasal dari luar,
tetapi di bangun lagi oleh dan dari dalam diri individu.
Hakikat pengetahuan menurut filsafat kontruktivisme yang dikemukakan
oleh sanjaya (2009:227) adalah sebagai berikut:
ü Pengetahuan bukanlah
merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan kontruksi
kenyataan melalui subjek.
ü Subjek membentuk skema
kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan.
ü Pengetahuan dibentuk
oleh struktur konsepsi seseorang.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam proses pembelajaran tidak hanya
sekedar memindahkan pengetahuan dari guru kepada seorang siswa, tetapi
pengetahuan diperoleh melalui interaksi mereka dengan objek, pengalaman dan
lingkungan yang ada di sekitar mereka. Menurut aliran kontruktivisme
pengetahuan tidak dapat ditrasnfer begitu saja kepada orang lain, tetapi harus
diartikan sendiri oleh setiap individu. Oleh sebab itu, “pembelajaran berfikir menekankan kepada aktivitas siswa untuk mencari
pemahaman akan objek, menganalisis dan mengkontruksinya sehingga terbentuk
pengetahuan baru dalam individu” (sanjaya 2009:227).
2.1.2
Latar belakang
psikologis
Landasan psikologis SPPKB adalah aliran psikologis kognitif.
Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya adalah peristiwa mental bukan
peristiwa behavioral (sanjaya, 2009:227). Sebagai peristiwa mental prilaku
manusia bukan hanya gerakan fisik saja, tetapi terpenting adalah adanya faktor
pendorong yang menggerakkan fisik tersebut. Hal ini disebabkan karena manusia
memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya. Kemampuan itulah yang membuat
manusia untuk berprilaku. Piaget dalam sanjaya (2009:227)
menyatakan “ children have a built-in desire to learn”. Hal
inilah yang melatar belakangi SPPKB.
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB) merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
kemampuan berpikir peserta didik. Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan
begitu saja kepada peserta didik. Akan tetapi, peserta didik dibimbing untuk
menemukan sendiri melalui proses dialog dengan memanfaatkan pengalaman peserta
didik.
2.2.1 Pengertian SPPKB
Model
strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir (SPPKB ) adalah model pembelajaran
yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah, fakta-fakta atau pengalaman anak
sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian diatas:
a. SPPKB adalah model
pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan
yang akan dicapai adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi
pembelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan dan ide
melalui kemampuan berbahasa secara verbal.
b. Telaahan fakta-fakta
sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berfikir,
artinya penegembangan gagasan dan ide didasarkan pada pengalaman sosial anak
dalam kehidupan sehari-hari atau berdasarkan kemampuan untuk mendiskripsikan
hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang diperoleh.
c. Sasaran akhir SPPKB
adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan
taraf perkembangan anak.
2.2.2 Karakteristik SPPKB
SPPKB memiliki 3 karakteristik sebagai berikut
:
a.
Proses pembelajaran SPPKB menekankan pada proses mental peserta didik
secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang hanya menuntut peserta
didik untuk sekedar mendengar dan mencatat tetapi menghendaki aktivitas peserta
didik dalam proses berpikir.
b.
SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses
tanya jawab secara terus-menerus.
c.
SPPKB adalah model pembelajaran yang
menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu proses dan hasil
belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir,
sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkontruksi pengetahuan.
Adapun kelebihan dari strategi ini, yaitu :
a.
Siswa lebih siap
menghadapi setiap persoalan yang disajikan oleh guru.
b.
Prioritas pembelajaran
menekankan pada keterampilan siswa
c.
Memberikan kebebasan
untuk mengeksplor kemampuan siswa dengan berbagai media yang ada.
Sedangkan
kelemahan dari strategi ini, yaitu :
a.
Hanya sekolah yang
sesuai dengan karakteristik SPPKB yang dapat melaksanakan model strategi ini
dengan baik
b.
Kelemahan strategi ini
bukan kelemahan dari model pembelajaran itu sendiri, tetapi karena faktor di
luar model pembelajaran. Faktor tersebut berkenaan dengan kesiapan guru, siswa
dan kondisi siswa.
c.
Faktor waktu belajar
yang tersedia tidak cukup dengan pembelajaran SPPKB yang membutuhkan waktu yang
relatif banyak.
d.
Siswa yang memiliki
kemampuan dibawah rata-rata sulit mengikuti strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir ini.
Adapun langkah-langkah
pelaksanaan strategi ini, yaitu :
1. Kegiatan Awal
Ø Tahap orientasi
Pada tahap ini guru mengondisikan siswa
pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran Tahap orientasi dilakukan
dengan menjelaskan tujuan yang harus
dicapai dan menjelaskan proses pembelajaran
yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
Ø Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan
untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau
pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru
mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang
telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan
berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus
mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.
2.
Kegiatan Inti
Ø Tahap Konfrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian
persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman
siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini, guru
dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban
atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topic itu
tentu saja persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman
siswa.Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa
benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan.
Ø Tahap inkuiri
Pada tahap ini siswa belajar berpikir yang
sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri siswa diajak untuk memecahkan persoalan
yang dihadapi. Oleh sebab itu guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan.
3.
Kegiatan akhir
Ø Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan
pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut
untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema
pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog guru membimbing agar siswa dapat
menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang
dipermasalahkan.
Ø Tahap Treatment
Tahapan dimana guru mengadakan perbaikan
pada siswa yang belum bisa menyimpulkan hasil kegiatan inkuiri.
Ø Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian
masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan.Tahap transfer
dimaksudkan agar agar siswa mampu menstransfer kemampuan berpikir setiap
siswa,untuk memecahkan masalah-masalahbaru.Pada tahap ini guru memberikan
tugas-tugas yang sesuai dengan topic pembahasan.
Berbagai pertimbangan
yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran yang akan dilakukan
diantaranya pertimbangan yang berhubungan dengan :
a.
Tujuan yang ingin dicapai
b.
Bahan atau materi
pembelajaran
c.
Siswa
Selain itu, SPPKB dapat berhasil dengan sempurna
khususnya bagi guru sebagai pengelola pembelajaran bila :
a.
SPPKB adalah model pembelajaran bersifat
demokratis,oleh sebab itu guru harus mampu menciptakan suasana demokratis dan
saling menghargai.
b.
SPPKB dibangun dalam suasana tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut untuk
dapat mengembangkan kemampuan bertanya untuk melacak, bertanya untuk
memancing,dan lain-lain.
c.
SPPKB juga merupakan model pembelajaran yang dikembangkan
dalam suasana dialogis, karena itu guru harus mampu merangsang dan membangkitkan
kerenanian siswa untk menjawab pertanyaan, menjelaskan, membuktikan dengan memberikan data
dan fakta social, serta keberanian untuk mengeluarkan ide-ide, serta menyusun kesimpulan dan
mencari hubungan antar aspek yang dipermasalahkan.
Model
strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir (SPPKB ) adalah model pembelajaran
yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah, fakta-fakta atau pengalaman anak
sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Landasan filosofis SPPKB adalah kontruktivisme.
Sedangkan landasan psikologis SPPKB adalah aliran psikologis kognitif.
Langkah Pelaksanaan SPPKB, yaitu :
1.
Kegiatan Awal
Ø Tahap orientasi
Ø Tahap Pelacakan
2. Kegiatan Inti
Ø Tahap Konfrontasi
Ø Tahap inkuiri
3. Kegiatan akhir
Ø Tahap Akomodasi
Ø Tahap Treatment
Ø Tahap Transfer
Sebaiknya pembelajaran SPPKB harus diterapkan di
berbagai sekolah agar dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Selain itu
dengan pembelajaran ini seorang guru bisa mengetahui seberapakah pengetahuan
yang dimiliki oleh murid dan bagi murid sendiri akan lebih aktif serta menambah
keberanian diri untuk mengungkapkan apa yang ingin diungkapkannya.
Nasution, S. (1989). Kurikulum dan
Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sapriya. (2008). Pendidikan IPS .
Bandung: Laboratorium PKn UPI Press.
http://henywahyunibastra.blogspot.com/2012/06/strategi-pembelajaran-peningkatan.html
http://jawharie.blogspot.com/2010/11/strategi-pembelajaran-peningkatan.html
http://suksesbersamasukarto.blogspot.com/2010/03/strategi-pembelajaran-peningkatan.html
http://ihwansp.blogspot.com/2012/05/tugas-kelompok-strategi-pembelajaran.html
Terima kasih sangat membantu
ReplyDelete