KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun
sehingga penyusun berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul ‘ Status, Peran, dan Perubahan Sosial ‘
tepat pada waktunya.
Tak
lupa pula penyusun ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu
penyusun dalam pembuatan makalah ini. Dan juga kepada Bapak
Drs. H. Zulkipli, M.Pd,
yang telah membimbing penyusun dalam menyempurnakan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Pegetahuan Sosial ( IPS ) SD 1.
Penyusun sadar akan kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca semua. Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih.
Banjarmasin, April 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup yang
bermasyarakat, dalam kehidupan sehari-hari ini kita tidak terlepas dari
kehidupan bermasyarakat, baik secara luas maupun terbatas, kita harus selalu
berhubungan dengan orang lain. Hubungan ini merupakan tuntutan dasar untuk
dapat memenuhi kebutuhan kita di masyarakat. Setiap hari kita mengalami dan
menyaksikan proses, gejala, dan masalah kehidupan. Proses itu juga dapat kita
ikuti melalui media massa dan media elektronika. Sejauh mana kita mengerti dan
menghayati proses kehidupan tersebut, sepenuhnya bergantung pada ketajaman panca indera, pengalaman, dan
pengetahuan yang ada pada diri kita masing-masing.
Dalam rangka menyelamatkan kehidupan
pribadi kita di tengah-tengah masyarakat yang penuh tantangan dan permasalahan
yang sangat kompleks tersebut kita harus menaruh perhatian terhadap gejala,
proses, dan masalah yang kita hadapi sehari-hari. Kita harus menelaah dan
mengkaji hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat. Sebab
terciptanya kehidupan yang tentram dan sejahtera, sepenuhnya ada pada anggota
masyarakat yang jadi pendukungnya.
Pada makalah ini akan diuraikan
pengertian status, peran, dan perubahan sosial yang terjadi di kehidupan kita
sehari.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
a. Apa
yang dimaksud dengan status social ?
b. Apa
yang dimaksud dengan peran social ?
c. Apa
yang dimaksud dengan perubahan social ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :
a. Untuk
mengetahui apa itu status sosial
b. Untuk
mengetahui apa itu peran sosial
c. Untuk
mengetahui apa itu perubahan sosial
d. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah IPS SD 1 yang diberikan oleh Bapak Drs. H. Zulkipli,
M.Pd.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode
yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini, yaitu menggunakan metode studi
kepustakaan dan mengunduh materi dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Status Sosial
2.1.1
Pengertian Status Sosial
Secara
sederhana, status berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Status
sosial adalah suatu posisi seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan
dengan orang-orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya, dan
hak-hak serta kewajibannya.
Menurut
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, status adalah jenjang atau posisi seseorang
dalam suatu kelompok atau dari satu kelompok dalam hubungannnya dengan kelompok
lain. Sedangkan menurut Suryono Sukanto status diartikan sebagai posisi
seseorang dalam suatu sistem social.
Status
merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam
tingkah lakunya. Status social sering pula disebut sebagai kedudukan atau
posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya. Pada semua sistem
sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak,
isteri, suami, ketua RT, camat, lurah, guru, dan sebagainya. Menurut Ralph
Linton, status sosial adalah sekumpulan
hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Orang yang
memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur
masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Menurut
Pitirim Sorokin, mengukur status sosial seseorang dapat dilihat dari :
•
Jabatan
•
Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan
•
Kekayaan
•
Politis
•
Keturunan
•
Agama
•
Prestasi
Dalam
teori sosiologi, unsur-unsur dalam system pelapisan masyarakat adalah kedudukan
(status) dan peran (role). Kedua unsur ini merupakan unsur
baku dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peran seseorang atau kelompok
memiliki arti penting dalam sistem sosial. Sistem
sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dari tingkah laku
individu-individu dalam masyarakat dan hubungan individu dan masyarakatnya.
2.1.2 Cara Memperoleh
Status Sosial
Cara
memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut :
1. Ascribed status
adalah kedudukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini sudah
diperoleh sejak lahir. Contoh : jenis kelamin, gelar bangsawan, keturunan, dan
lain-lain.
2. Achieved status
adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan sengaja. Contoh : kedudukan
yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua
osis, dan sebagainya.
3. Assigned status
merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status melalui
usaha. Status ini diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain,
atas jasa perjuangan untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat. Contoh :
gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru, dan lain
sebagainya.
2.1.3 Akibat yang
Ditimbulkan Status Sosial
Kadangkala
seseorang atau individu dalam masyarakat memiliki dua atau lebih statusnya yang
disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya tersebut
berlawanan, akan terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang
menyebabkan timbulnya suatu yang disebut
dengan konflik status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari status sosial
seseorang adalah timbulnya konflik status. Konflik status ada berbagai macam,
diantaranya :
1. Konflik
status bersifat individual
Konflik
status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri. Contoh : seorang wanita
yang harus memilih sebagai wanita karir atau ibu rumah tangga, seorang anak
yang harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
2. Konflik
status antar individu
Konflik
status yang terjadi antar individu yang satu dengan individu yang lain, karena
status yang dimilikinya. Contoh : perebutan warisan antara dua anak dalam
keluarga
3. Konflik
status antar kelompok
Konflik
kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok
yang lain. Contoh : peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan
dengan departemen yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang memiliki tanggung
jawab terhadap jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan
Listrik Negara) yang melubangi jalan ketika membuat jaringan listrik baru. Pada
waktu membuat jaringan baru tersebut, kadangkala pula berkonflik dengan TELKOM
karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum),
karena membocorkan pipa air. Keempat instasi tersebut saling berbenturam dalam
melaksanakan status masing-masing.
2.2 Peran Sosial
2.2.1
Pengertian Peran Sosial
Peran
adalah suatu konsep fungsional yang menjelaskan fungsi (tugas) seseorang dan
dibuat atas dasar tugas-tugas yang nyata dilakukan seseorang. Peran adalah
tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang memegang status tertentu.
Peran sosial adalah peran
yang dimainkan seseorang dalam lingkungan sosialnya.
Peran ini adalah merupakan tuntutan dari masyarakat terhadap individu untuk
memberikan sumbangan sosial dari anggotanya dalam rangka menjaga keutuhan
sosial dan meningkatkan kebaikan dalam masyarakat tersebut. Peran sosial bisa
berupa aktivitas individu dalam masyarakat dengan cara mengambil bagian dalam
kegiatan yang ada di masyarakat dalam berbagai sektor, baik social, politik,
ekonomi, keagamaan, dan lain-lain. Pengambilan peran ini tergantung pada
tuntutan masyarakat dan atau pada kemampuan individu bersangkutan serta
kepekaan dalam melihat keadaan masyarakat.
Kriteria yang
menentukan suatu peran social, yaitu :
a.
Nilai social budaya yang dianut
masyarakat
b.
Prestice, yang meliputi gengsi, kehormatan,
dan pengaruh yang menyertai status social.
c.
Factor ekonomi ( penghasilan )
d.
Prasarat pendidikan yang dituntut suatu
peran social
2.2.2
Konflik
Peranan
Konflik
peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau lebih
status yang dimilikinya. Pada umumnya, konflik peranan timbul ketika seseorang
dalam keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu
melaksanakan peranan yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak
melaksanakan peranan dengan sempurna. Contoh, Ibu Tina sebagai seorang ibu dan
guru di suatu sekolah. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk
mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Dalam dirinya terjadi konflik
karena pada saat yang sama dia harus berperan sebagai guru mengajar di kelas.
2.2.3
Tiga
Cakupan Peranan Sosial
Peranan
sosial mencakup tiga hal berikut :
1. Peranan
meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat. Contoh : sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan
suri teladan para anggotanya, karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang
aturan dan norma-norma yang sesuai dengan posisinya.
2. Peranan
merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat. Contoh : seorang ulama, guru, dan sebagainya harus bijaksana, baik
hati, sabar, membimbing dan menjadi panutan bagi muridnya.
3. Peranan
juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang dapat dikatakan sebagai
perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Contoh : suami,
isteri, karyawan, pegawai negeri, dan sebagainya merupakan peran-peran dalam
masyarakat yang membentuk susunan masyarakat.
2.2.4
Jenis
– jenis Peran Sosial
Menurut S. Bellen dkk ,
ada beberapa jenis peran social dalam masyarakat, yaitu :
1. Peran
yang diharapkan (expected roles) dan peran yang terlaksana dalam kenyataan
(actual roles)
2. Peran
yang terberi (peran yang terberi (ascribed roles ) dan peran yang diperjuangkan ( achieved roles )
3. Peran
kunci ( key roles ) dan peran tambahan ( Supplementary roles )
4. Peran
tinggi, peran menengah , dan peran rendah.
2.2.5
Fungsi
Peranan Sosial
Peranan memiliki beberapa fungsi
bagi individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain :
1. Peranan
yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat
seperti peran ayah atau ibu.
2. Peranan
yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak
mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan pengorbanan
seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial, dan lain sebagainya.
3. Peranan
yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri, seperti
seorang lelaki sebagi suami atau ayah, seorang wanita sebagai isteri atau ibu,
seorang seniman dengan karyanya, dan lain-lain.
2.2.6
Peranan
merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan)
Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang
dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Artinya, status dan peran
tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peran tanpa status dan status tidak berfungsi
tanpa peranan. Contoh : dalam rumah tangga, tidak ada peranan ayah, jika
seorang suami tidak mempunyai anak, atau seseorang tidak bisa memberikan surat
tilang kalau dia bukan polisi.
Peranan
merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang. Karena dengan peran yang
dimilikinya, ia akan dapat mengatur perilaku dirinya dan orang lain. Seseorang
dapat memainkan beberapa peran sekaligus disaat yang sama seperti seorang
wanita dapat mempunyai peranan sebagai istri, ibu, dan pegawai kantor
sekaligus.
2.3
Perubahan
Sosial
2.3.1
Pengertian Perubahan Sosial
Masyarakat
merupakan kelompok manusia yang menempati wilayah tertentu yang terikat oleh
nilai dan norma-norma sosial yang selalu mengalami perubahan. Perubahan yang
terjadi pada setiap masyarakat tidak selalu sama, perubahan itu bisa lambat
(evolusi) maupun perubahan cepat (revolusi).
Apabila
di dalam suatu kelompok telah mengalami perubahan yang meliputi berbagai aspek,
misalanya organisasi, struktur, nilai dan norma, kelembagaan, dan mendapat
dukungan dan diakui oleh sebagian anggota kelompok, berarti sudah terjadi
perubahan sosial. Perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi di masyarakat, dan telah didukung oleh sebagian besar
anggota masyarakat, ini merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilan
(Nursid Sumaatmadja, 1980:88).
2.3.2
Faktor
yang Mempengaruhi Perubahan Sosial
Perubahan
sosial dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor dari dalam dan dari
faktor luar. Faktor dari dalam terjadi apabila dalam kelompok ditandai adanya
penemuan-penemuan atau penciptaan-penciptaan (inovasi). Inovasi akan terjadi
apabila anggota-anggota masyarakatnya memiliki :
1. Kesadaran
akan perlunya meningkatkan kehidupan secara terus menerus. Kesadaran tersebut
akan timbul apabila ada rasa tidak puas terhadap apa yang telah dicapainya,
dengan kata lain, adanya dorongan untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
2. Anggota
masyarakat yang berkualitas, yaitu orang yang memiliki akal dan daya kreatif
tinggi. Orang-orang seperti inilah merupakan innovator dan modernisator bagi
perubahan sosial dalam kelompok yang bersangkutan.
3. Suasana
persaingan yang sehat diantara anggota-anggota masyarakat untuk mencapai
prestasi yang tinggi demi kemajuan kelompoknya.
4. Dorongan
kepada anggota yang berprestasi. Baik berupa piagam penghargaan, maupun
insentif, agar mereka terus berprestasi dan berkarya.
Pada
umumnya terdapat beberapa factor yang mendasari terjadinya perubahan sosial,
yaitu faktor yang bersumber dari dalam masyarakat dan faktor yang bersumber
dari luar masyarakat.
Faktor-faktor
yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri, antara lain :
1. Perubahan
jumlah penduduk.
2. Penemuan
baru.
3. Pertentangan
sosial.
4. Pemberontakan.
Sedangkan
faktor dari luar dapat disebabkan oleh :
1. Lingkungan
fisik yang ada di sekitar manusia
2. Faktor
pengaruh kebudayaan dari luar
3. Masuknya
unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam masyarakat
2.3.3
Faktor
Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial
Berlangsungnya
proses perubahan sosial karena adanya faktor-faktor pendorong dan faktor-faktor
penghambat. Faktor-faktor pendorong jalannya proses perubahan antara lain :
1. Kontak
dengan kebudayaan lain
2. Kemajuan
pendidikan
3. Sikap
menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
4. Sistem
terbuka lapisan masyarakat
5. Penduduk
yang heterogin
6. Ketidakpuasan
masyarakat terhadap aspek-aspek kehidupan
7. Nilai
bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki hidupnya.
Sedangkan
faktor-faktor yang menghambat jalannya proses perubahan antara lain :
1. Kurangnya
hubungan dengan masyarakat lain.
2. Perkembangan
ilmu pengetahuan yang terlambat.
3. Sikap
masyarakat yang sangat tradisional.
4. Adanya
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat.
5. Rasa
takut akan terjadinya perubahan integrasi kebudayaannya.
6. Prasangka
terhadap hal-hal baru/asing atau sikap tertutup.
7. Adat
atau kebiasaan.
8. Hambatan-hambatan
yang bersifat ideologis.
9. Nilai
bahwa hidup ini pada hakikatnya tidak dapat diperbaiki.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Status
sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam
masyarakatnya.
Cara
memperoleh status :
a.
Achieved status
b.
Ascribed status
Peran sosial adalah peran yang dimainkan
seseorang dalam lingkungan sosialnya. Status dan peran adalah dua hal yang
saling berkaitan. Status menunjuk pada siapa orangnya, sedangkan peran
menunjukkan apa yang dilakukan oleh orang itu.
Perubahan sosial adalah perubahan yang
terjadi di masyarakat, dan telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat,
ini merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilan.
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan adalah
agar kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai status, peran, dan perubahan
social. Penyusun juga berharap agar makalah ini dapat dijadikan bahan bacaan
atau referensi. Selain itu, diharapkan agar kita dapat menjalankan hak dan
kewajiwan kita sesuai dengan status dan peran social dan dapat mengetahui
tindakan apa yang kita ambil dalam menghadapi perubahan social.
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayati, dkk. 2009. Pengembangan Pendidikan IPS SD . Bahan
Ajar Cetak : Departemen Pendidikan Nasional
ipsn20.blogspot.com/2009/02/status-dan-peran-sosial.html?m=1
luluvikar.wordpress.com/2010/12/05/status-sosial-dan-peranan-sosial/
Sawiji,
dkk. 2004. Pengetahuan Sosial Geografi.
Klaten : Agung Klaten
Taneo, Silvester Petrus, dkk. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
No comments:
Post a Comment